Sabtu, 04 April 2009
Duit Kaget; Beda Kemasan, Isi Sama Saja.
Sabtu, 04 April 2009
Tentunya masih ingat program acara RCTI beberapa tahun lalu yang sempat tidak disiarkan. Program acara yang digagas oleh Helmy Yahya yaitu 'Uang Kaget'. Jika dilihat dari kulit luarnya, program acara ini sangatlah menarik karena bertajukkan tema sosial yang membantu orang-orang kelas ekonomi bawah.
Sempat program ini mati suri beberapa tahun. Kenapa dikatakan mati suri? Karena kini hadir kembali di layar kaca program acara yang bertajukkan tema yang sama hanya saja namanya kini berganti menjadi 'Duit Kaget'. Untuk kejelasan apakah tim produksinya masih dihandle oleh Helmy Yahya beritanya masih samar, toh di iklannya saja masih masuk kategori 'segera' dan belum ada kepastiannya kapan acara ini akan diputar.
Meskipun nama program acaranya telah diganti, tapi substansinya sama saja. Dan yang menjadi bahan pertimbangan di sini adalah apakah program acara 'Duit Kaget' layak untuk dipertontonkan? Ide kreatifnya adalah mereka mampu mengemas kegiatan sosialnya dalam bentuk reality show. Tapi, masalahnya tim production house dari acara ini lebih menganggap para pemirsa sebagai target market yang bisa meraup untung yang sebesar-besarnya dari mereka. Program acara 'Duit Kaget' tidak memberikan sesuatu yang bersifat kepentingan publik yang bisa dijadikan bahan referensi bagi masyarakat, sehingga bisa dikatakan acara 'Duit Kaget' sama saja dengan 'Uang Kaget' hanya beda kulit luarnya saja.
Kualitas acara ini sangatlah rendah, tidak ada bedanya dengan 'Uang Kaget'. Ide kreatif yang mereka tampilkan kesannya terlalu mengekspos kemiskinan dan menjadikan mereka sebagai objek permainan. Ekstrimnya, ini sama saja dengan mempermainkan kemiskinan. Tujuan reality show adalah sekedar untuk hiburan dan jika kita menyaksikan acara ini, sama saja kita menertawakan kemisikinan.
Jadi, sebagai seorang yang terpelajar tentunya kita mampu menyeleksi program acara yang layak ditonton atas dasar humaniora dan respek kita kepada keadaan buruk orang lain yang semestinya tidak dijadikan bahan eksploitasi.
Label:
Studi Komunikasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Untuk paragraf terakhirmu itulah kita belajar di kampuz 'Rumah Sakit'..
Tetap Skeptis Kawan..!?!
Paragraf terakhirmu itulah kita belajar banyak hal di kampuz "Rumah Sakit" keparat itu..
Tetap SKEPTIZ kawan..!?!
Posting Komentar