Minggu, 26 April 2009

Belajar Kompak dari Marching Band.

Minggu, 26 April 2009 0
Memang, ego itu mau cari perhatian. Maunya diturutin, dan harus menang. Orang lain harus ngalah, itu baru egois sejati. Tapi orang-orang bakal dongkol ke kita. Tapi aku pribadi melatih da mengntrol makhluk liar itu dengan Marching Band. Sukses tuh! Seperti anak-anak Jepang ini. Mereka bisa mengontrol emosi mereka, akhirnya estetika lah yang dihasilkan.


'HARRY POTTER' Selesai, Emma Watson Sedih


Pemeran Hermione Granger dalam franchise HARRY POTTER, Emma Watson, mengaku jika dirinya akan merasa amat sedih jika telah selesai mengerjakan film populer tersebut.


Bintang asal Inggris itu merasa amat kehilangan saat berpikir jika dirinya tidak akan kembali bekerja dengan para bintang dan kru HARRY POTTER saat syuting film POTTER yang terakhir tahun depan.

"Aku tak akan bisa mengendalikan diriku sendiri," kata Watson pada majalah Interview. "Aku melakukannya selama setengah umurku. Film ini yang membuat kami terkenal, dan film ini yang telah membentuk kami. HARRY POTTER benar-benar bagian besar dalam hidupku, jadi menyelesaikannya akan membuatku amat sedih. Para kru sudah ada di sana sejak awal, dan mereka sudah seperti keluargaku."

Namun, walau para pemain dan kru benar-benar dekat di lokasi syuting, Emma mengaku dirinya tidak begitu bersosialisasi dengan rekan-rekan mainnya, Daniel Radcliffe dan Rupert Grint.

"Sejujurnya, kami benar-benar dekat saat sama-sama membuat film. Aku menyayangi mereka, namun aku juga harus bertemu dengan teman-temanku yang lain saat aku tidak di lokasi syuting. Mereka (Radcliffe dan Grint -red) seperti saudaraku sekarang," ungkapnya seperti dikutip KapanLagi.com dari showbizspy.com.

"Kami akan menjadi bagian yang penting bagi satu sama lain. Namun, di waktu yang sama, setelah membuat delapan film HARRY POTTER, kami harus siap untuk pergi dan melakukan hal lain. Kami akan menjadi orang yang berbeda dan memiliki waktu untuk diri kami sendiri," tambahnya.

Kamis, 23 April 2009

Kasus Monahara Sudah Jadi Konsumsi Pers Malaysia

Kamis, 23 April 2009 2

Kuala Lumpur - Kasus gadis model Manohara Odelia Pinot yang menikah dengan salah satu putra Sultan Kelantan dan diributkan oleh orangtuanya, kini sudah mulai menjadi pemberitaan di media massa Malaysia, terutama Malaysiakini.com.


Media massa online ini menurunkan judul beritanya "Kerabat Kelantan Didakwa Dera Istri Model" dan foto cover harian Surya, Selasa 21 April 2009, yang menurunkan tulisan berjudul "Model Indonesia Disilet Pangeran Malaysia" lengkap dengan foto Monahara dengan pakaian kerudung warna orange serta foto suaminya salah seorang putra Sultan Kelantan.

Seorang editor Malaysiakini,com ketika dikontak mengatakan, "Biasanya keluarga istana Kelantan tidak akan memberikan keterangan pers, namun begitu kami siap-siap jika mereka menanggapi berita ini karena masalah ini sudah menyangkut hubungan dengan negara tetangga," katanya.

Beberapa warga Malaysia juga mengatakan, jika ada kasus kriminal yang menyangkut keluarga Sultan biasanya tidak muncul menjadi berita, atau kasusnya ditutup dianggap tidak ada.

Malaysiakini.com akan terus mengembangkan berita ini dengan mewawancarai politisi atau pejabat pemerintahan negara bagian Kelantan.

Rabu, 15 April 2009

Menikmati Hidup dengan The Corrs

Rabu, 15 April 2009 0
Kolaborasi indah yang dilakukan oleh keempat bersaudara ini sungguh sangat luar biasa. Jika mendengarkan lagu ini, semangat kembali tumbuh dan kita siap menikmati hidup dengan segala dinamisasinya.


Kontribusinya Tertinggi, Sprite Zero Pun Diluncurkan


Setelah meluncurkan Frestea Green My Body dan Coca-Cola Zero, Coca-Cola Distribution Indonsia meluncurkan Sprite Zero, minuman ringan dengan nol kadar gula. “Ini merupakan salah satu bentuk diversifikasi,” kata David Tjokro, Marketing Director PT Coca-Cola Distribution Indonesia.

David mengatakan penjualan Sprite sepanjang 2008 paling dominan diantara produk minuman Coca-Cola lainnya—seperti Fanta, Frestea, Powerade, Ades, Coke, Extra Joss kemasan kaleng, Minute Maid Pulpy Orange, dan Fruitcy—sehingga perusahaan ini memutuskan mendiversifikasinya ke Sprite Zero.

Meski penjualan Coke Zero kurang memuaskan dibanding Coke reguler, David optimistis penjualan Sprite Zero bisa menyamai penjualan Sprite reguler. Menurut David, penjualan pada 2008 sedikit lebih bagus dibandingkan 2007. Prediksi 2009 penjualan akan sedikit stag mengingat krisis. “Namun Pemilu diharapkan bisa mengatrol,” katanya. Meski krisis, Coca-Cola menyatakan tetap akan melakukan ekspansi.

Tiga Brand Kampanye Bareng


Tolak Angin, Teh Botol Sosro, dan Dua Kelinci meluncurkan kampanye iklan bersama bertajuk “Produk Indonesia, Tuan Rumah di Negeri Sendiri.” “Idenya berawal dari keinginan untuk mensukseskan gerakan menggunakan produk lokal yang telah dicanangkan Pemerintah. Waktu itu, saya langsung tawarkan konsep kerja sama ini kepada kawan saya, Sosro dan Dua Kelinci,” papar Irwan Hidayat, CEO SidoMuncul.

Joseph S. Sosrodjojo, President Director PT Sinar Sosro, mengaku tidak langsung menerima tawaran tersebut mengingat kampanye ini menimbulkan risiko anggaran tambahan. “Namun, jika tiga pemain bersatu, barangkali bisa berbuat sesuatu dan bisa menjadi salah satu cara untuk menghadapi krisis global. Mengingat, masing-masing produk sudah punya kekuatan image,” ungkap Joseph mengaku pertumbuhan penjualan Sosro tiap tahun rata-rata 5%-6%. Sementara itu, Hadi Sutiono, Direktur Utama PT Dua Kelinci, langsung menyambut ide tersebut.

Maka jadilah, iklan berdurasi 60 detik itu tayang gencar di stasiun-stasiun TV untuk kurun waktu dua bulan setengah ke depan—sejak Maret 2009. Enggan mengomentari ongkos produksi sekaligus biaya tayangnya, Irwan mengakui seluruh bujet iklan ini ditanggung renteng.

Tentang objektif iklan bersama ini, Irwan berkata, “Kami yang kebetulan sama-sama dari Jawa Tengah dan menggunakan bahan baku dari tumbuh-tumbuhan ingin mengimbau masyarakat untuk cinta dan mau menggunakan produk lokal. Semoga juga bisa menginspirasi perusahaan lainnya.”

Dalam rangkaian peluncuran iklan bersama ini, digelar pula workshop bertema “Penguatan Pasar Domestik dalam Mengatasi Krisis Global” yang menghadirkan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan dosen serta penulis buku management Rhenald Khasali.

Jika Gak ada Kuliah, What will You do?



Well, Guys! Tengah hari yang pengap, pastinya bikin bete kalau harus peras otak buat kuliah. Bisa-bisa blank!!! dan terjadilah big bank (Waduh, gak nyambung). Dan semua sujud syukur, karena waktu itu Pak Nasrullah (dosen mata kuliah dasar-dasar jurnalistik) lagi gak masuk. Semuanya bersorak gembira.



Kebetulan nih, semua sudah janjian pakai dresscode warna hitam. Jadi, kitapun langsung berpose ria depan kamera dari sang fotografer profesional di kelas kita. Siapa lagi kalau bukan Papi tercinta para Big Family, Can-can (Ada sejarahnya, tar diceritakan di rubrik sendiri). Keren gak sih?



Wah2, anak-anak kelas lain pada bertanya-tanya. Siapa yang meniggal? kenapa IKOM-A pake baju hitam semua? Tapi, pada kenyataannya justru kita ketawa-ketiwi, blak-blakan, HERI (Heboh Sendiri), dan tingkah laku gokil kita bikin orang-orang semakin heran melihat kita. Kenapa ada satu rombongan orang pake baju hitam pda gila semua ya? Kok bisa masuk kampus pula? Waduh2.



Ayo teman-teman, kelihatan gak sih siapa yang paling narsis? yang paling eksis di setiap foto.Di situ ada Pakde Ariel, My Twins Aisyah, Mbak Firda, Mbak Wirda, Om Megi, Uncle Chick, Si anak Paling Tua Debe, dan masih banyak lagi. sukar untuk disebutkan. Semua itu adalah keluarga besar IKOM-A.



Emang sih, kelas kita dikenal agak-agak kekanakan ketimbang kelas IKOM lain. Tapi untuk kredibilitas, expertise, achievment, IKOM-A gak kalah loh. Ayo Cayo teman-teman!

Senin, 13 April 2009

Takut dengan Guru, Murid Loncat dari Lantai Tiga Sekolah

Senin, 13 April 2009 0

Seorang siswa SMP nekat melompat dari lantai tiga sekolahnya. Gara-garanya, anak perempuan itu takut dengan gurunya karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR).

Peristiwa ini terjadi di Mesir seperti diberitakan kantor berita resmi Mesir, MENA dan dilansir kantor berita AFP, Selasa (7/4/2009).

Dalam insiden itu, murid tersebut bergegas keluar dari ruang kelasnya yang berada di lantai tiga gedung sekolah. Dia langsung loncat ke halaman sekolah. Dia begitu ketakutan dengan gurunya karena tidak mengerjakan PR.

Akibat perbuatan nekatnya, murid yang dirahasiakan identitasnya itu mengalami luka serius. Dia dilarikan ke rumah sakit di Provinsi Kafr el-Sheik, sebelah utara Kairo, ibukota Mesir.

Pada Oktober 2008, seorang siswa berusia 11 tahun di Kota Alexandria, Mesir tewas setelah gurunya menendang perutnya. Tindakan sang guru dikarenakan korban tidak mengerjakan PR. Akibat perbuatannya, guru tersebut dipenjara enam tahun.

Bulan lalu, seorang guru SMA di Mesir ditahan karena melemparkan air panas ke wajah seorang murid. Guru itu marah karena siswa tersebut mendatangi dirinya saat sedang beristirahat di ruang guru.



Ketegangan di Bangkok Masih Berlanjut


Liputan6.com, Bangkok: Bentrokan antara massa pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawat dan pemerintah Thailand kembali pecah di Bangkok, Senin (13/4) dini hari. Tembakan senapan otomatis M16 dilepaskan tentara Thailand guna menghalau demonstran yang melemparkan batu dan bom molotov. Korban juga berjatuhan di kubu tentara. Sedikitnya 49 cedera dalam insiden itu.


Ketegangan berlanjut hingga pagi tadi. Jumlah tentara yang diturunkan lebih banyak untuk mengambil alih dua truk tangki yang dikuasai pengunjuk rasa. Massa merah pendukung mantan PM yang terguling pada 2006 itu juga bertambah memenuhi jalanan ibukota. Beberapa di antaranya menggenggam bom molotov.

Pemerintah Thailand saat ini menetapkan status darurat di Kota Bangkok dan enam provinsi lainnya. Sekitar 400 warga negara Indonesia yang tinggal di Bangkok dan kota lainnya dalam keadaan aman. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai ekspatriat [baca: Massa Semakin Brutal, Bangkok Terkepung].(YNI)




Sabtu, 04 April 2009

Oh, Mami Beyonce!!! ^_^

Sabtu, 04 April 2009 1
Ternyata Beyonce bisa Reggae juga, ini Lagunya Baby Boy diselipkan irama-irama reggae. Check it Out!!!


Duit Kaget; Beda Kemasan, Isi Sama Saja.


Tentunya masih ingat program acara RCTI beberapa tahun lalu yang sempat tidak disiarkan. Program acara yang digagas oleh Helmy Yahya yaitu 'Uang Kaget'. Jika dilihat dari kulit luarnya, program acara ini sangatlah menarik karena bertajukkan tema sosial yang membantu orang-orang kelas ekonomi bawah.

Sempat program ini mati suri beberapa tahun. Kenapa dikatakan mati suri? Karena kini hadir kembali di layar kaca program acara yang bertajukkan tema yang sama hanya saja namanya kini berganti menjadi 'Duit Kaget'. Untuk kejelasan apakah tim produksinya masih dihandle oleh Helmy Yahya beritanya masih samar, toh di iklannya saja masih masuk kategori 'segera' dan belum ada kepastiannya kapan acara ini akan diputar.

Meskipun nama program acaranya telah diganti, tapi substansinya sama saja. Dan yang menjadi bahan pertimbangan di sini adalah apakah program acara 'Duit Kaget' layak untuk dipertontonkan? Ide kreatifnya adalah mereka mampu mengemas kegiatan sosialnya dalam bentuk reality show. Tapi, masalahnya tim production house dari acara ini lebih menganggap para pemirsa sebagai target market yang bisa meraup untung yang sebesar-besarnya dari mereka. Program acara 'Duit Kaget' tidak memberikan sesuatu yang bersifat kepentingan publik yang bisa dijadikan bahan referensi bagi masyarakat, sehingga bisa dikatakan acara 'Duit Kaget' sama saja dengan 'Uang Kaget' hanya beda kulit luarnya saja.

Kualitas acara ini sangatlah rendah, tidak ada bedanya dengan 'Uang Kaget'. Ide kreatif yang mereka tampilkan kesannya terlalu mengekspos kemiskinan dan menjadikan mereka sebagai objek permainan. Ekstrimnya, ini sama saja dengan mempermainkan kemiskinan. Tujuan reality show adalah sekedar untuk hiburan dan jika kita menyaksikan acara ini, sama saja kita menertawakan kemisikinan.

Jadi, sebagai seorang yang terpelajar tentunya kita mampu menyeleksi program acara yang layak ditonton atas dasar humaniora dan respek kita kepada keadaan buruk orang lain yang semestinya tidak dijadikan bahan eksploitasi.

Kamis, 02 April 2009

SIARAN PERS TENTANG KASUS DANA MOBILISASI ANGGOTA DPRD PROVINSI GORONTALO

Kamis, 02 April 2009 1

Sehubungan dengan pemberitaan tentang ditetapkannya Gubernur Provinsi Gorontalo DR. IR. H. FADEL MUHAMMAD sebagai Tersangka dalam kasus tersebut di atas, maka pada hari ini dengan sangat menyesal dan terpaksa kami melakukan jumpa pers. Jumpa pers ini kami lakukan semata-mata karena klien kami telah dihakimi oleh pers dan oknum Pejabat Penegak Hukum.
Bahwa adapun fakta-fakta hukum tentang Dana Mobilisasi Anggota DPRD Propinsi Gorontalo tahun 2002 (Periode 2001-2004) sebagai berikut :


1. Bahwa, asal persoalan dikucurkannya dana sebesar 5,4 Milyar Rupiah untuk 45 Anggota DPRD Propinsi Gorontalo periode 2001-2004, masing-masing 120 Juta Rupiah untuk Dana Mobilisasi Anggota, karena merupakan Propinsi baru yang harus mengejar dan menyelesaikan berbagai perangkat peraturan-peraturan tetapi terkendala karena sebagian besar Anggota Dewan tidak memiliki kendaraan dan tempat tinggal di Kota Gorontalo;

2. Untuk itu melalui Ketua-Ketua Fraksi menyalurkan aspirasi kepada Pimpinan Dewan agar diusulkan hal tersebut butir 2.1. di atas;

3. Bahwa, setelah melalui rapat-rapat yang intensif antara Pimpinan Dewan yang dikoordinir oleh H. Rustam Watagia Ak (alm) selaku Ketua Komisi C;

4. Implementasi penyaluran aspirasi anggota, Ketua DPRD (H. Amir Piola Isa) mengirim surat kepada klien kami No. 160/DPRD/57/02 tanggal 15 Pebruari 2002;

5. Setelah dilakukan pembahasan yang intensif antara Legislatif bersama Eksekutif, maka dibuatlah kesepakatan bersama dengan terbitnya SKB No. 112/116 Tahun 2002;

6. Bahwa, dasar SKB tersebut dijadikan dasar untuk pengeluaran uang kas daerah sebesar 5,4 Milyar Rupiah untuk 45 orang @ 120 Juta Rupiah karena Perda Tahun 2002 telah disahkan. Dana mobilisasi tersebut diambil dari sebagian dana sisa anggaran tahun 2001;

7. Bahwa, dasar ditandatanganinya SKB butir 2.5. di atas adalah permohonan seluruh Anggota DPRD, dengan demikian adalah aspirasi seluruh Anggota DPRD yang memang juga memiliki hak budget untuk hal tersebut. Mengapa harus dengan SKB ? Karena pada saat permohonan dana mobilisasi APBD 2002 telah disahkan;

8. Kemudian pengeluaran uang tersebut di atas atas dasar SKB disahkan dan dimasukkan dalam Perda No. 38 Tahun 2002 Tentang Perubahan APBD Tahun 2002;

9. Bahwa, atas pengeluaran dana tersebut mendapat reaksi publik, sehingga Kejaksaan Tinggi Gorontalo melakukan Penyidikan dengan Surat Perintah Penyidikan No. Print : R-05/R.5/Fd.1/2003 tanggal 24 Pebruari 2003 dengan Tersangka H. Amir Piola Isa (Ketua DPRD Propinsi Gorontalo) H. Rustam Watagia Ak (Anggota DPRD Propinsi Gorontalo) dan pengembangan selanjutnya ditetapkan seluruh Anggota DPRD Periode 2001-2004 sebanyak 45 orang ditetapkan sebagai Tersangka (Lampiran I);

10. Bahwa, atas Penyidikan Kejaksaan Tinggi Gorontalo tersebut kemudian Pimpinan DPRD dan Staff Gubernur berkonsultasi dengan Departemen Dalam Negeri, selanjutnya Departemen Dalam Negeri menyarankan agar lebih baik uang tersebut dikembalikan agar tidak menimbulkan masalah hukum;

11. Bahwa, Kejaksaan Tinggi Gorontalo pada prinsipnya juga akan menghentikan Penyidikan apabila semua Anggota Dewan mengembalikan uang yang sudah diterimanya;

12. Bahwa, atas dasar Pernyataan 45 Anggota DPRD tentang kesanggupan mengembalikan uang yang sudah diterimanya yang diimplementasikan dengan penyerahan cek tanggal 21 Maret 2003 oleh Ketua DPRD kepada Pemda sebagai jaminan dengan ketentuan cek tanggal 21 Maret 2003 senilai 5,4 Milyar Rupiah tersebut dicairkan untuk 1 (satu) tahun periode Maret 2003 – April 2004 karena pengembalian uang tersebut dari Anggota DPRD diperlukan 1 (satu) tahun lamanya;

13. Bahwa, atas dasar hal tersebut Kejaksaan Tinggi Gorontalo menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan atas persetujuan Kejaksaan Agung R.I. No. Print : 53/R.5/Fd.1/4/2003 tanggal 30 April 2003 (Lampiran II);

14. Bahwa, memang ternyata dan terbukti 1 (satu) tahun kemudian pengembalian seluruh uang 5,4 Milyar Rupiah sudah dikembalikan yang disetorkan oleh Ketua DPRD Propinsi Gorontalo (Lampiran III);
Bahwa, pengembalian uang tersebut di atas telah dimasukkan dalam keuangan daerah dan telah disahkan dalam APBD dengan dimasukkannya dalam APBD Propinsi Gorontalo Tahun 2004 Jo Perda No. 7 Tahun 2004;

15. Bahwa, mengenai pengembalian uang tersebut, Menteri Dalam Negeri dengan Surat tanggal 28 Januari 2005 No. 900/236/57 yang intinya menyatakan dengan pengembalian tersebut tidak ada kerugian Negara / daerah (Lampiran IV);

16. Bahwa, selanjutnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan Surat tanggal 02 Januari 2005 No. 03/S/VI-XIV/06/2005 menyatakan hal yang sama dengan Menteri Dalam Negeri (Lampiran V);

17. Bahwa, sekalipun Kejaksaan Tinggi Gorontalo telah mengetahui bahwa pengembalian uang sebesar 120 Juta Rupiah setiap Anggota Dewan sudah dikembalikan dan sudah dimasukkan dalam APBD Tahun 2004 karena euphoria pemberantasan korupsi Pemerintahan SBY, kasus tersebut dibuka kembali oleh Kejaksaan Tinggi Gorontalo dengan Surat Perintah Penyidikan No. Print : 242/R.5/Fd.1/12/2004 tanggal 25 Nopember 2004, namun kasusnya bukan lagi penyalahgunaan kewenangan tetapi adalah Setoran Fiktif oleh Ketua DPRD (Lampiran VI);

18. Bahwa, oleh karena itu Kejaksaan Tinggi Gorontalo menjadikan Ketua DPRD (H. Amir Piola Isa) selaku Tersangka tunggal dengan sangkaan Setoran Fiktif, namun hasil penyidikan terbukti uang sudah dikembalikan dan telah masuk ke Kas Daerah dan telah disahkan dengan Perda No. 7 Tahun 2004, yaitu 6 (enam) bulan sebelum diterbitkannya Surat Perintah Penyidikan Surat Perintah Penyidikan No. Print : 242/R.5/Fd.1/12/2004 tanggal 25 Nopember 2004;

19. Bahwa, karena Setoran Fiktif tidak terbukti, kemudian Kejaksaan Tinggi Gorontalo kembali membidik dengan dakwaan Penyalahgunaan Kewenangan yang sudah di SP-3kan butir 2.13. di atas dan berlanjut sampai ke Pengadilan yang sampai saat ini belum ada Putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.


Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut, maka penunjukkan klien kami sebagai Tersangka sama sekali tidak berdasar hukum, tetapi berdasarkan opini, oleh karen itu kami sangat menyayangkan Siaran Pers Petinggi Kejaksaan Agung R.I., sebelum klien kami diperiksa sudah diumumkan statusnya sebagai Tersangka. Perlu diketahui bahwa sejak dana mobilisasi dicairkan tahun 2002 s/d 2009 klien kami tidak pernah dimintai keterangannya oleh Penyidik namun tiba-tiba ada Siaran Pers Kejaksaan Agung R.I. yang menetapkan sebagai Tersangka.
Bahwa cara-cara yang ditempuh oleh Kejaksaan dalam menegakkan hukum namun melakukan pelanggaran hukum, hal ini secara sengaja atau tidak telah merusak kredibilitas dan nama baik klien kami, mengingat selama ini Pemerintah Propinsi Gorontalo telah dikenal baik secara Nasional dan Internasional dan mendapat berbagai penghargaan, khususnya penghargaan di bidang pengelolaan keuangan daerah.
Demikianlah penjelasan kami atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 31 Maret 2009
Hormat
Dr. Ir. H. Fadel Muhammad
Gubernur Propinsi Gorontalo
PENASEHAT HUKUM


ttd

DRS. MUCHTAR LUTHFI, S.H.
Advokat & Konsultan Hukum

Kharisma Tiga Bidadari dan Sang Pangeran.


Pastinya kalian pernah mendengar grup band The Corrs, kwartet bersaudara asal Irlandia. Tak terbantahkan kalau musik mereka sangatlah nyaman beralun di telinga kita. Bisa ditebak lagu-lagu yang akrab di dengar adalah Breathless, What Can I do?, Only When I Sleep, dll, karena di setiap lagu yang mereka tampilkan telah memberikan warna berbeda jika dibandingkan dengan musik-musik lainnya.

Sebuah kolaborasi yang menarik antara musik pop rock dan musik tradisional Irlandia 'Celtic'. Ketika itu The Corrs cukup berani untuk memberikan komposisi musik yang di luar jalur, mereka tampil beda dengan yang lainnya. Formasi Band mereka yang unik membuat band mereka semakin tertantang, namun mereka mendapat respon postif dari masyarakat dunia. Hitmakers Runaway ini, pertama kali muncul dengan album yang berjudul Forgiven not Forgotten dan langsung mendapat respon positif dari para penggemarnya. Kemudian mereka kembali menyapa fans mereka pada tahun 2000 dengan album berjudul In Blue, disusul oleh Home, Talk in Corners, The Corrs Unpulugged, The Best of The Corrs, dan Borrowed Heaven.
Ketiga personil cewek dalam grup kakak-beradik ini memberikan kharisma mereka masing-masing ketika konser. Andrea sang vokalis dan pemain tin whistle, tampil sangat lincah ketika membawa lagu-lagu hits mereka, sebagai anak paling bungsu dia terkesan polos namun tidak menghapus kesan centilnya. Sharon sebagai pemain biola dan backing vocal, selalu berpenampilan anggun dan seksi sehingga mampu mengundang gegap gempita penonton ketika dia mulai memainkan biolanya dengan lihai. Caroline yang memainkan drum dan Bodhran memiliki kharisma yang sangat powerfull bagi seorang drummer wanita namun tetap berhasil menampilkan sisi femininnya sehingga kolaborasi mereka bertiga di atas panggung seperti para bidadari yang turun dari negeri kayangan. Sementara Jim, yang lincah memainkan gitar dengan petikannya khas Celtic tentunya merupakan pangeran paling tampan di antara tiga bidadari lainnya. (Ya iyalah! Toh cuma dia personil cowok!!!)

Kampanye 'The Axe Effect' versi Indonesia.



Pernah lihat iklan AXE versi cewek yang tiba-tiba langsung kasih nomor handphonenya ke seorang cowok. Dikarenakan efek wangi AXE yang begitu tajam sehingga tanpa diminta pun para cewek langsung memberikan nomor handphonenya. Mungkin yang terbesit di pikiran teman-teman bahwa ini pasti hasil jiplakan dari iklan di luar negeri, maka asumsi itu salah besar.
Ini merupakan terobosan perusahaan AXE Indonesia untuk membuat iklan sendiri tanpa harus mengikuti iklan dari luar negeri, karena sekaranglah saatnya kreatifitas itu ditunjukkan. Para Brander Image yang diketuai oleh Chris Oey berpikir keras agar bisa menghasilkan sebuah iklan kreatif yang berangkat dari sebuah fenomena yang asli dari Indonesia. Tiba-tiba terbesit di benak mereka bahwa cowok-cowok di Indonesia akan merasa sangat bangga jika mereka berhasil mendapatkan nomor telepon seorang gadis, dan berangkat dari sinilah maka versi original iklan AXE dari Indonesia muncul.
Positifnya, iklan ini menjadi sebuah gebrakan bagi perusahaan AXE untuk memebntuk strategi pemasaran selanjutnya. Selain memasang iklan di televisi dan space-space iklan di jalan tol, tim branding memasang baliho-baliho, menggambar gravity di dinding jalanan, membawa spanduk di mobil yang mengkampanyekan nomor telepon seorang cewek bagi para cowok yang pake AXE. Setelah para cowok yang menjadi korban betul-betul menghubungi nomor yang telah diberikan maka akan terdengar suara centil dari seorang cewek dar seberang telepon. Tapi mereka yang telah dikerjai tidak merasa menyesal karena setelah tim AXE mengadakan even khusus bagi mereka dan menyediakan doorprize berupa mp4, t-shirt, dll. Poin tambahan lainnya adalah dengan even seperti ini akan semakin menambah kedekatan perusahaan dan konsumen, juga menanamkan trust kepada konsumen terhadap produk AXE.
Kabar baiknya lagi, iklan telah diadopsi oleh beberapa negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Tentunya teman-teman tidak menyangka kalau ide kreatif iklan ini bisa buzz, bahkan sampai di luar negeri. Pelajaran yang harus ditarik adalah sangat banyak hal-hal menarik yang ada di sekitar kita yang jika itu dikemas dalam ide kreatif kita akan menjadi suatu apresiasi yang sangat berharga, bahkan bagi masyarakt luas.
 
Together! holding hands we'll fall! ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates